ANALISIS FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA SISWI DI SMPN DI WILAYAH KECAMATAN TELUK BETUNG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG 2013

Ana Mariza1, Marsal Usman2, Lolita Sary2

ABSTRAK

Sepanjang kehidupan kesehatan seorang wanita terdapat beberapa keluhan penyakit, salah satu keluhan yang amat mengganggu itu adalah fluor albus (keputihan).  Kasus kanker leher rahim 90% ditandai dengan keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih. Hasil survey Pusat Penelitian Kesehatan (PUSLITKES) Universitas Indonesia bekerja sama dengan Sentra Kawula Muda (SKALA) dan World Population Foundation (WPF) Indonesia diketahui bahwa remaja putri pada tahun 2011 sebanyak 65% pernah mengalami keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian fluor albus pada siswi di SMPN di Wilayah Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2013.
Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi berjumlah 795 siswi. Sampel proportional stratified random sampling sejumlah 259 siswi. Pengambilan data wawancara dengan kuisioner. Analisa bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariate dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian pada analisa bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan penggunaan celana dengan kejadian fluor albus (p=0.000, OR=1.960), kebersihan organ kewanitaan dengan kejadian fluor albus (p=0.002, OR=13.490), penggunaan sabun pembersih kewanitaan dengan kejadian fluor albus (p=0.000, OR=22.000), penggunaan toilet umum dengan kejadian fluor albus (p=0.000, OR=18.242), penggunaan pembalut dengan kejadian fluor albus (p=0.000, OR=15.547), penggunaan pantyliner dengan kejadian fluor albus (p=0.000, OR=(12.364). Dari analisis multivariat faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian fluor albus adalah penggunaan sabun pembersih kewanitaan  dengan OR= 21.044. Kesimpulan terdapat hubungan penggunaan celana, kebersihan organ kewanitaan, sabun pembersih kewanitaan, toilet umum,  pembalut dan pantyliner dengan kejadian fluor albus, serta variabel sabun pembersih kewanitaan merupakan paling dominan. Disarankan, para siswi untuk tidak menggunakan sabun pembersih kewanitaan.


Kata kunci   :           Celana, organ kewanitaan, sabun, toilet,  pembalut, dan pantyliner, fluor albus

1) Dosen FK, Prodi Kebidanan Unversitas Malahayati Bandar Lampung
2) Dosen FKM Universitas Malahayati Bandar Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar